Skip to main content

Kecintaan Abu Bakar Ash-Siddiq Terhadap Rasulullah

Betapa ia hanya memikirkan Nabi tanpa peduli diri sendiri, padahal mereka berdua sama sama mengarungi perjalanan berat.

"Kulihat Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam telah memejamkan mata. Aku berjalan berkeliling untuk memastikan keadaan. Kunaiki sebuah bukit. Dari sana kulihat seorang penggembala bersama sekawanan kambing gembalaannya. Aku berjalan menujunya dan kutanya siapa gerangan pemilik kambing tersebut. Ia menyebutkan nama seseorang dari Mekkah yang kukenal dan baik pula hubungan ku dengannya. Aku lalu minta diperahkan semangkuk susu. Cuaca yang terik membuat susu kambing itu panas, maka aku pun menuang-nuangkan air di kulit tempat susu itu hingga menjadi dingin, kemudian membawakannya kepada Nabi."

"Ketika kulihat beliau telah bangun, kusodorkan semangkuk susu itu sambil kuceritakan asal mula aku memperolehnya. Aku tahu Nabi pastilah lapar dan haus dan semangkuk susu dingin di tengah terik matahari seperti ini adalah impian bagi siapa pun yang berada di gurun pasir. Nabi tersenyum kemudian meraih susu yang kusodorkan kepadanya, beliau meminum susu itu hingga aku puas", Abu bakar berkisah.

Kalian simak ucapan Abu Bakar?

"Nabi meminum susu itu hingga aku puas.”

Nabi yang meminumnya, namun Abu Bakar ikut merasa puas dan hilang hausnya, meski ia sendiri tak ikut mengecap susu itu. Rasa hausnya hilang dengan hanya melihat sang kekasih hati meminum apa yang telah diusahakannya.

Cinta macam apa yang kau rasakan, wahai Tuan? Ajarkanlah kami.
Sungguh, kami ingin merasakan cinta yang sama.

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad..



Sumber: Pilar Cahaya “Kisah 4 sahabat mulia Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam”

Comments